5 Cara Unik Untuk Membuatmu Lebih Bahagia

5 Cara Unik Untuk Membuatmu Lebih Bahagia

14 December, 2021

Dalam kehidupan sehari-hari kita memang sering dihadapkan pada sebuah tantangan baik dalam bekerja atau hubungan pertemanan dan percintaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa terkadang tekanan tersebut membuat kita terpuruk dalam kesedihan atau keputusasaan. Namun, pernahkah terlintas dalam pikiranmu bahwa ada beberapa cara hidup dari berbagai dunia yang akan membuatmu lebih bahagia? Dari gagasan Ikigai dari Jepang, Hygge dari Denmark, hingga Ho’oponopono dari Hawaii, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari lima cara hidup di berbagai negara ini.

 

Hygge

Hygge.jpg

Foto dok: concious by Chloe

 

Origin: Denmark

Happiness comes from the simple things dan perkataan ini rasanya sangat tepat untuk mendeskripsikan Hygge.

Dalam bahasa Denmark, hygge memiliki arti harafiah yaitu “membuat nyaman” atau “mengibur”, yang dalam Bahasa Inggris diasosiasikan sebagai “pelukan.”

Hygge sendiri sulit diungkapkan dengan kata-kata, tidak ada definisinya. Saat ini ada berbagai buku yang menjelaskan tentang Hygge dan para peneliti mengibaratkan hygge seperti cinta. Sulit dijelaskan namun bisa dirasakan.

Meik Wiking sebagai CEO dari Happiness Research Institute di Copenhagen dan juga penulis buku “Little Book of Hygge: Danish Secret to Happy Living” menuliskan pada bukunya bahwa hygge digunakan untuk menggambarkan momen yang dapat dirasakan bersama dengan teman maupun saat sendiri, dimanapun tempatnya, selama hal tersebut menimbulkan kenyamanan dan kesenangan. Cara hidup orang Denmark ini juga memiliki benefit yang meningkatkan rasa syukur untuk menghargai berbagai hal yang kecil maupun besar.

 

Ho’oponopono

hopon.jpg

Foto dok: 30seconds.com

 

Origin: Hawaii

Ho’oponopono merupakan nama dari sebuah metode terapi kuni yang berasal dari Hawaii. Dalam bahasa lokal, Ho’o berarti “menyebabkan” dan “Ponopono” berarti kesempurnaan”, yang apa bila diartikan secara sederhana adalah suatu proses yang bisa mengantarkan kita pada kesempurnaan dengan cara memperbaiki atau meralat kekeliruan. Menurut orang Hawaii kuno, kekeliruan muncul dari pikiran yang tercemari oleh kenangan-kenangan menyakitkan di masa lalu. Kekeliruan ini juga yang menimbulkan ketidakseimbangan, bahkan bisa menimbulkan penyakit.

Hal menarik lainnya adalah, metode ini memiliki script dengan kata yang sangat sederhana, yaitu, I’m sorry, please forgive me, thank you dan I love you. Untuk benar-benar bisa merasakan manfaatnya, cari waktu dan tempat yang nyaman bebas gangguan lalu posisikan dirimu senyaman mungkin dengan duduk dikursi atau berbaring di Kasur. Selanjutnya, tarik nafas secara halus, dan hembuskan dengan perlahan hingga kamu merasa nyaman, dan lakukan afirmasi berulang dengan merapalkan 4 kata sederhana tadi. Ulangi secara terus menerus selama 15 menit dan nikmati prosesnya.

 

Ikigai

Ikigai.jpg

Foto dok: goalcast

 

Origin: Jepang

Dalam bahasa Jepang, Ikigai mempunya arti sebagai nilai kehidupan. Konsep ini menekankan pada tujuan dan nilai dasar sesorang dalam hidup. Ikigai merujuk pada sebuah kehidupan yang penuh arti, semangat, dan seimbang. Lewat Ikigai juga, kamu dapat menelisik apakah sebenarnya pekerjaanmu kini cukup memberi makna dan bermanfaat secara keseluruhan.

 

Buen Vivir

Buen vivir.jpeg

Foto dok: Harli Marten/Unsplash

 

Origin: Amerika Latin

Buen vivir, secara harfiah, berarti “hidup sehat”. Sebagaimana artinya, filosofi yang mereka pegang teguh ini mengajarkan pada bagaimana cara menghargai diri sendiri sebagai seorang manusia, termasuk belajar bagaimana untuk menghargai orang lain dan peduli dengan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu saja, Buen Vivir juga termasuk menghargai hal-hal sederhana dalam kehiduapan, seperti hasil panen yang baik, kesehatan keluarga dan fakta bahwa matahari masih terbit dan tenggelam setiap harinya.

 

Fare la bella figura

Bella.jpg

Foto dok: wetheitalians.com

 

Origin: Italia

Jika diterjemahkan secara harfiah, Fare la bella figura diartikan “untuk menciptakan impresi yang menarik”. Orang asing biasanya mengasosiasikan hal ini dengan obsesi orang-orang Italia terhadap penggunaan pakaian bergaya dan merawat diri. Namun, konsep ini sebenarnya jauh melampaui hal tersebut. Fare la bella figura juga termasuk kebiasaan dan perilaku anggun serta bijaksana di depan umum.