Mengenal Melanie Perkins, Pendiri Canva yang Menjadi Wanita Terkaya Kedua di Australia
Bagi kamu para individu kreatif pastinya sudah tidak asing lagi dengan Canva. Baru-baru ini CEO dari salah satu platform desain grafis ternama tersebut, Melanie Perkins dinobatkan menjadi wanita kedua terkaya di Australia di mana startup-nya saat ini bernilai Rp570 triliun. Kesuksesan tersebut pun menempatkannya pada posisi wanita terkaya nomor dua di Australia dan perusahaannya kini hampir sejajar dengan perusahaan teknologi raksasa Microsoft dan Adobe dalam kategori desain produk. Berikut ini 6 fakta menarik mengenai Melanie Perkins.
by Hesikios Kevin
Cita-cita awalnya adalah menjadi seorang figure skater
Meski saat ini Melanie sudah menjadi seorang pebisnis sukses, ia tidak pernah melupakan cita-cita masa kecilnya. Pada salah satu wawancaranya, perempuan berdarah Filipina tersebut mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang figure skater profesional. Tidak hanya itu saja, ia pun telah mengikuti sesi pelatihan ice skating kompetitif sejak berusia sembilan hingga usia 15 tahun. Dia akan bangun sedini 4.30 pagi setiap hari untuk menghadiri pelajaran, dan meskipun dia belum mewujudkan impian masa kecilnya, hal tersebut membantu mempersiapkannya untuk masa depan yang menantinya. Pengusaha tersebut percaya bahwa ice skating mengajarinya kedisiplinan dan ketekunan.
Memulai karier sebagai desainer buku tahunan
Sebelum mendirikan Canva, Melanie dan sang suami, Cliff Obrecht memulai kariernya di industri desain sebagai desainer buku tahunan. Keduanya pun meluncurkan sebuah situs web di mana para siswa dapat berkolaborasi dalam mendesain halaman profil dan artilkel mereka secara mandiri. Tak disangka, bisnis tersebut pun berjalan dengan baik. Tidak hanya itu saja, bisnis tersebut pun mereka jalankan di ruang tamu ibunya. Perusahaan buku tahunan yang dinamakan Fusion Books tersebut meraih kesuksesan total dan terus beroperasi hingga saat ini dan menjadi salah satu penerbit buku tahunan terbesar di Australia.
Beberapa investor perusahaannya adalah selebriti Hollywood
Ketika Melanie mengetahui bahwa Bill Tai, seorang kapitalis ventura multi-jutawan dari Silicon Valley, pergi ke Perth sebagai juri kompetisi startup, sang pendiri Canva ini sadar bahwa acara tersebut merupakan sebuah kesempatan bagi dirinya untuk mendapatkan investor sebagai jalan untuk mengembangkan ide bisnisnya. Sayangnya, untuk mengikuti acara tersebut, peserta harus memiliki keterampilan dalam olahraga kiteboard. Didorong dengan semangatnya, Melanie pun mempelajari olahraga tersebut.
Setelah masuk sebagai peserta, Melanie dan Cliff kemudian mengajukan mengajukan penawaran kepada semua calon investor. Namun, apa yang ditawarkan mereka ternyata tidak terlalu mengesankan mereka. Berselang beberapa waktu, hal yang mengejutkan terjadi. Bill Tai tertarik untuk berinvestasi dalam pengembangan Canva. Tidak hanya itu, sepanjang perjalanan mereka dalam mengumpulkan para investor, beberapa selebritis Hollywood ternama secara mengejutkan juga berinvestasi ke dalam platform tersebut. Beberapa nama besar menjadi investor, termasuk aktor besar Woody Harrelson dan Owen Wilson.
Selalu mengawali hari dengan membaca berita di Twitter
Jika kamu penasaran mengapa Canva begitu sukses? Maka jawabannya ada pada kebiasaan sang pendiri. Seperti banyak orang, Melanie Perkins mengawali hari dengan melihat handphone. Bukan pesan atau email, Melanie dikatakan lebih memilih Twitter untuk membaca cuitan-cuitan dari komunitas Canva. Menurutnya, hal tersebut merupakan cara terbaik untuk memulai hari dan bisa membantunya mengetahui apa yang harus dilakukan sepanjang hari.
Selalu percaya pada kemampuan diri sendiri merupakan kunci suksesnya
Dibalik kegigihannya dalam mendirikan Canva, Melanie turut membagikan rahasia kesuksesannya kepada para pengusaha muda baik melalui talkshow maupun akun social medianya. Tips kesuksesannya pun tergolong simpel, yaitu selalu percaya diri dan yakin bahwa ide ide mereka menjadi benih kesuksesan di kemudian hari. Melanie menjelaskan bahwa dia mengalami banyak hal negatif di sepanjang pengembangan Canva, tetapi itu tidak pernah menghentikannya untuk mengejar mimpinya. Sang founder juga menambahkan bahwa agar bisnis apa pun bisa menjadi sukses, bisnis tersebut harus memiliki sesuatu yang mampu memecahkan masalah yang sering menerjang kehidupan.
Menjadi wanita terkaya kedua di Australia
Berkat kerja kerasanya, Melanie pun kini menjadi wanita kedua terkaya di Australia. Bahkan, aplikasi desain grafis yang dikembangkannya kini bernilai USD40 miliar atau setara Rp570,9 triliun. Kesuksesan tersebut dimulai dengan kecemasannya pada perangkat lunak yang tidak ramah bagi para pengguna. Saat dia mengajar program desain paruh waktu pada 2008, dia frustrasi dengan alat berbasis desktop saat memberikan pemahaman kepada siswanya. Dari hal tersebut, ia pun bercita-cita untuk membuat perangkat lunak desain menjadi sederhana, online, dan kolaboratif versinya sendiri. Hal tersebut pun menjadi formula kemenangan Perkins bersama suaminya, Cliff Obrecht yang juga pendiri Canva. Putaran pendanaan menghargai Canva pada pekan lalu sebesar 40 miliar dolar AS atau setara dengan Rp570 triliun. Menurut Bloomberg Billionaires Index, memberikan Melanie, yang saat ini berusia 34 tahun dan suaminya, kekayaan masing-masing USD5,9 miliar atau Rp84,2 triliun.