Menilik Perjalanan Sejarah Pembuatan LV Trunk

Menilik Perjalanan Sejarah Pembuatan LV Trunk

2 March, 2021

Ketika Louis Vuitton mendirikan workshop-nya pertama kali pada tahun 1854, dirinya telah mengantongi pengalaman 17 tahun bekerja untuk Monsieur Maréchal, seorang layetier emballeurs ternama di Paris yang ahli dalam bidang packing dan pembuatan kotak penyimpanan atau trunk. Dengan pengalaman tersebut, ia pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka tokonya sendiri yang terletak di rue Neuves des Capucines. Sebagai seorang pengrajin visioner, ia pun manyadari bahwa inovasi radikal adalah kunci sukses untuk memajukan bisnisnya.

Ketika dunia mulai berkembang dan banyak orang memulai perjalanan jauh untuk melihat dunia, Louis Vuitton pun terinspirasi untuk membuat sebuah trunk yang tidak hanya ringan, tetapi juga unik dan estetik. Hal tersebut lah yang membuat Louis Vuitton berbeda dengan kompetitornya pada masa itu dan reputasinya sebagai craftsman handal pun kian meningkat.

Berangkat dari pengalaman dan kesadaran untuk berinovasi, Louis Vuitton menciptakan trunk pertamanya pada awal tahun 1845 dengan menggunakan kanvas ringan dan tahan lama yang dikenal sebagai Gris Trianon. Kanvas tersebut sontak menjadi trademark awal dari labelnya dan kemudian diberi nama Vuittonite. Selain Gris Trianon, Louis juga merilis beberapa varian kanvas seperti red and beige vertical-striped canvas pada tahun 1872 dan beige monochrome striped canvas pada tahun 1876.

 

Image by Louis Vuitton

 

Pada tahun 1854, pengusaha inovatif tersebut mengambil langkah visioner untuk membuat koper persegi panjang dengan permukaan rata yang dapat dengan mudah ditumpuk dalam bagasi kapal atau gerbong bagasi kereta api. Ketika para pesaing mulai mengikuti jejaknya dan ingin menyalin ide briliannya tersebut, Louis serta putranya, Georges Vuitton mengarahkan fokus pada tampilan trunk agar tetap distingtif dan motif Damier Check (kotak-kotak) pun diperkenalkan pada tahun 1888.

Pada tahun 1854, pengusaha inovatif tersebut mengambil langkah visioner untuk membuat koper persegi panjang dengan permukaan rata yang dapat dengan mudah ditumpuk dalam bagasi kapal atau gerbong bagasi kereta api. Ketika para pesaing mulai mengikuti jejaknya dan ingin menyalin ide briliannya tersebut, Louis serta putranya, Georges Vuitton mengarahkan fokus pada tampilan trunk agar tetap distingtif dan motif Damier Check (kotak-kotak) pun diperkenalkan pada tahun 1888.

Foto dok: Louis Vuitton

Karena begitu gencarnya peniruan karya-karya Louis Vuitton, Georges Vuitton kemudian mempatenkan Monogram Canvas pada tahun 1896 dan melahirkan desain interlocking “L” dan “V” serta motif bunga abstrak ikonik yang kita kenal sekarang. Hal tersebut tentunya menjadi gebrakan besar, karena saat itu umumnya trunk hanya menampilkan inisial pemiliknya dan bukan pembuatnya. Inovasinya pun tak terhenti di situ saja, pada awal tahun 1906, Louis Vuitton turut menyempurnakan desainnya dengan sistem penguncian angka yang dipatenkan.

“Tidak ada mimpi yang terlalu besar atau objek yang terlalu rumit.” Berangkat dari filosofi tersebut, Louis Vuitton terus mencipatakan karya luar biasa yang sesuai dengan keinginan serta kebutuhan khusus para kliennya. Mulai dari Trunk Bed yang dibuat khusus untuk penjelajah Pierre Savorgnan de Brazza pada ekspedisinya di tahun 1905 hingga trunk elegan untuk menyimpan gaun, jas atau perlengkapan mandi untuk beberapa nama besar di awal abad ke-20 seperti Jeanne Lanvin dan Paul Poiret. Tidak hanya itu saja, pemikir dan penulis hebat juga kerap mendatangi Louis Vuitton untuk dibuatkan trunk khusus guna menyimpan buku dan alat tulis mereka, termasuk Ernest Hemingway dan Françoise Sagan.

 

1.png

Foto dok: Louis Vuitton

 

Kolaborasinya dengan seniman dan pemikir kreatif turut melahirkan proyek yang spektakuler, mulai dari butterfly first-aid trunk Damien Hirst, Cindy Sherman’s “Studio in a Trunk” hingga packable “Boxing Trunk” Karl Lagerfeld untuk 2014’s Celebrating Monogram collaboration.

Hingga saat ini, Atelier Asnières terus memproduksi pesanan khusus untuk hardsided luggage, mulai dari wardrobe trunkscocktail trunkswatch and fragrance trunks hingga gaming boxes dan accessories cases.

 

PAGE20 LOUIS VUITTON-side.jpg

Foto dok: Louis Vuitton

Mengedepankan craftmanship dan savoir-faire serta komitmennya pada eksplorasi teknik dan desain trunk sebagai bagian identitas, kreativitas Louis Vuitton juga dituangkan pada berbagai projek spesial seperti trophy trunk untuk FIFA World Cup 2018, Davis Cup 2019, League of Legend Championship 2019, dan yang paling terbaru, Larry O’Brien Championship 2020.

Sebagaimana Monsieur Louis Vuitton melakukan terobosan pada masanya, Louis Vuitton pun terus berupaya melahirkan berbagai inovasi mutakhir. Kini, Atelier Asnières mampu mengkombinasikan warisan tradisi savoir-faire dan craftmanship berusia lebih dari 1,5 abad tersebut dengan teknologi 3D printing.

 

Warisan yang tak lekang oleh waktu

Screenshot at Feb 28 21-39-16.png

Foto dok: Louis Vuitton

 

Di tengah kemajuan teknologi yang kian berkembang, kita tak dapat memungkiri bahwa berpergian sudah tidak lagi menjadi hambatan. Meski kita tidak lagi melihat orang membawa trunk saat melakukan perjalanan dengan transportasi, bukan berarti bahwa realita trunk sudah punah. Bagi Maison Louis Vuitton, berinovasi adalah salah satu kunci kesuksesan dan perubahan zaman ini justru semakin mendefinisikan nilai trunk yang diproduksi sebagai sebuah kemewahan ekslusif.

Selain itu, LV Trunk kini bukan semata soal fungsi, melainkan sebagai bentuk dedikasi dan apresisasi terhadap high- craftsmanship juga sebagai bentuk estetika ikonis dari sebuah rumah mode bernilai kultural-historis yang mampu menjaga konsistensinya di ranah luxury industry selama lebih dari 165 tahun.

“Whatever tomorrow’s needs or destination, Louis Vuitton will create a trunk to travel alongside it.”

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dan melihat koleksi LV Hardsided Trunk, kunjungi gerai Louis Vuitton di Plaza Indonesia pada bulan Maret ini.