Srihadi Soedarsono: Menuangkan Sejarah Ibu Kota Melalui Satu Lukisan
Menjembatani modernitas dan tradisi dengan figurasi dan abstraksi, nama pelukis Indonesia Srihadi Soedarsono telah masuk ke dalam salah satu maestro Indonesia modern selama tujuh dekade. Srihadi juga termasuk salah satu pelukis lokal yang paling produktif di antara para pelukis lainnya, dengan 38 karya yang dibuat antara tahun 2016 dan 2019 yang dipamerkan dalam pameran seni “Man x Universe” tahun lalu. Walaupun pameran tersebut dibuka tidak terlalu lama akibat dari pandemi Covid-19 yang terus berkelanjutan, Srihadi tetap terus berkarya dan menuangkan segala inspirasi ke dalam sebuah canvas berwarna putih.
Terinspirasi oleh kehidupan ibu kota Jakarta, pelukis yang telah meraih berbagai penghargaan tersebut melahirkan kembali sebuah mahakarya yang ia namai The Glory of The Past, Present, and Future. “Bagi saya, dengan pertumbuhan dan perjuangannya selama ratusan tahun, Jakarta menjadi salah satu simbol kejayaan bangsa. Kejayaan tersebut mendefinisikan kehormatan suatu bangsa dan juga rasa hormat kita,” jelasnya. Lukisan tersebut menggambarkan perjalanan sejarah ibu kota sejak VOC menaklukkan Jayakarta dan menamainya Batavia. Di atas kanvas berukuran dua kali empat meter, Srihadi terus menceritakan sejarah ibu kota hingga dinamai menjadi Jakarta sampai saat ini. “Rakyat Indonesia berhasil meraih kedamaian dan kemerdekaan berkat tekad dan kegigihan kita yang kuat,” katanya. “Saya menamai lukisan itu Jayakarta bukan hanya untuk memperlihatkan sejarah panjang kota Jakarta, tetapi juga untuk melambangkan harapan agar kota tetap bersinar di tengah pandemi.”
Cara Srihadi mengungkapkan semangat dan kebajikan masyarakat Indonesia, secara konsisten dari awal lukisannya hingga saat ini, telah menarik minat para kolektor dan kritikus seni rupa dunia. Selain itu, melihat lebih dalam ke seni lukisan, beberapa mungkin menyadari bahwa sang pelukis mendominasi lukisan dengan penggunaan warna emas dalam karya seni tersebut. Terkenal karena pemahamannya akan warna, kekuatan visual, dan emosional nya, warna emas menyimbolkan kejayaan dan kemakmuran ibu kota Indonesia. Mengadopsi gaya wayang beber, Srihadi menggunakan teknik bercerita ala pewayangan tersebut untuk menceritakan kisah Jayakarta.
Srihadi menggunakan metode dan pendekatan yang berbeda untuk menyelesaikan lukisan Jayakarta. “Sebelum menggambar di kanvas kosong, saya membuat sketsa secara digital menggunakan tablet saya,” jelasnya. “Teknologi ini membantu saya meningkatkan dan menyederhanakan proses pembuatan karya seni. Melalui sketsa digital, saya dapat menuangkan dan menyusun kreativitas dan ide spontan saya dengan mudah tanpa perlu menghabiskan tinta atau membuang kertas untuk proses koreksi.” Beradaptasi dengan berbagai teknologi modern tanpa mengorbankan seni tradisional, Srihadi tentunya menjadi salah satu maestro yang tetap relevan dengan karya-karya yang banyak didambakan saat ini.